Rabu, 29 Februari 2012
Baru
Hasil yang cukup memuaskan, tapi itu juga yang mengherankan ku. Nilai Try Out ku cukup lah sebagai awal untuk mengukur kemampuan sendiri. Aku bertekad nilai try out yang terakhir nanti aku bisa lebih baik dari try out yang sebelumnya. Mudah-mudahan anak-anak SMA 3 tahun ini bisa lulus semua dengan nilai yang memuaskan, Aaaaamiiiiiin....,
Sabtu, 04 Februari 2012
Blog Februari
Malaria
Malaria adalah penyakit yang dapat bersifat akut maupun kronik, disebabkan oleh protozoa genus plasmodium ditandai dengan demam, anemia, dan splenomegali.
Plasmodium sebagai penyebab malaria terdiri dari empat spesies, yaitu plasmodium vivax, plasmodium falciparum, plasmodium malariae, dan plasmodium ovale. Malaria juga melibatkan hospes perantara, yaitu manusia maupun vertebrata lainnya, dan hospes difinitif, yaitu nyamuk Anopheles.
Daur hidup spesies malaria terdiri dari fase seksual eksogen (sporogoni) dalam badan nyamuk Anopheles dan fase aseksual (skizogoni) dalam badan hospes vertebra termasuk manusia.
- aseksual
Fase aseksual terbagi atas fase jaringan dan fase eritrosif. Pada fase jaringan, sporozoit masuk dalam aliran daerah ke sel hati dan berkembang biak membentuk skizon hati yang mengandung ribuan merozoit, proses ini disebut skizogoni praeritrosi. Lama fase ini berbeda untuk tiap fase. Pada akhir fase ini, skizon pecah dan merozit keluar dan masuk aliran darah, disebut sporulasi. Pada P. Vivax dan P. Ovale, sebagian sporozoit membentuk hipnozoit dalam hati sehingga dapat mengakibatkan relaps jangka panjang dan rekurens.
Fase eritrosit dimulai dan merozoit dalam darah menyerang eritrosit membentuk trofozoit. Proses berlanjut menjadi trofozoit-skizon-merozoit. Setelah 2-3 generasi merozoit dibentuk, sebagai merozoit berubah menjadi bentuk seksual.Masa antara permulaan infeksi sampai ditemukannya parasit dalam darah tepi adalah masa prapaten, sedangkan masa tunas/inkubasi intrisik dimulai dari masuknya sporozoit dalam badan hospes sampai timbulnya gejala klinis demam.
- Fase seksual
Parasit seksual masuk dalam lambung betina nyamuk. Bentuk ini mengalami pematangan menjadi mikro dan makrogametosit dan terjadilah pembuahan yang disebut zigot (ookinet). Ookinet kemudian menembus dinding lambung nyamuk dan menjadi ookista. Bila ookista pecah, ribuan sporozoit dilepaskan dan mencapai kelenjar liur nyamuk.
Patogenesis malaria ada 2cara:
Patogenesis malaria ada 2cara:
1. Alami, melalui gigitan nyamuk ke tubuh manusia.
2. Induksi, jika stadiun aseksual dalam eritrosit masuk ke dalam darah manusia melalui transfusi, suntikan, atau pada bayi baru lahir melalui plasenta ibu yang terinfeksi (kongenital).
Pada anamnesis ditanyakan gejala penyakit dan riwayat bepergian ke daerah endemik malaria. Gejala dan tanda yang dapat ditemukan adalah:
- Deman
Deman periodik yang berkaitan dengan saat pecahnya skizon matang (sporulasi). Pada malaria tertiana (P.vivax dan P.ovale), pematangan skizon tiap 48 jam maka periodisitan demannya setiap hari ke-3, sedangkan nalaria kuartana (P. malariae) pematangannya tiap 72 jam dan periodisita demannya tiap 4 hari. Tiap serangan ditandai dengan beberapa serangan deman periodik. Deman khas malaria terdiri atas 3 stadium, yaitu mengigil (15 menit-1 jam), puncak demam (2-6 jam), dan berkeringat (2-4 jam). Demam akan mereda secara bertahap karena tubuh dapat beradaptasi terhadap parasit dalam tubuh dan ada respon imun.
- Splenomegali
Splenomegali merupakan gejala khas malaria kronik. Limpa mengalami kongestik, menghitam, dan menjadi keras karena timbunan pigmen eritrosit parasit dan jaringan ikat yang bertambah.
- Anemia
Derajat anemia tergantung pada spesies penyebab, yang paling berat adalah anemia karena P. falciparum. Anemia disebabkan oleh:
a. Penghancuran eritrosit yang berlebihan
b. Eritrosit normal tidak dapat hidup lama (reduced survival time)
c. Gangguan pembentukan eritrosit karena depresi eritropoesis dalam sumsum tulang (deseritropoesis)
- Ikterus
Ikterus disebsbkan karena hemolisis dan gangguan hepar.
Malaria laten adalah masa pasien di luar masa serangan demam. Periode ini terjadi bila parasit tidak dapat ditemukan dalam darah tepi, tetapi stadium eksoeritrosit masih bertahan dalam jaringan hati.
Relaps adalah timbulnya gejala infeksi setelah serangan pertama. Relaps dapat bersifat:
1. Relaps jangka pendek (rekrudesensi), dapat timbul 8 minggu setelah serangan pertama hilang karena parasit dalam eritrosit yang berkembang biak.
2. Relaps jangka panjang (rekurens), dapat muncul 24 minggu atau lebih setelah serangan pertama hilang karena parasit eksoeritrosit hati masuk ke darah dan berkembang biak.
Untuk mengetahui keberadaan parasit, dapat dilakukan dengan pemeriksaan darah tepi, pembuatan preparat darah tebal dan tipis seperti trofozoit yang berbentuk cincin.
Ada 5 jenis antimalaria, yaitu:
1. Skizontisid jaringan primer yang membasmi parasit praeritrosit, yaitu proguanil, pirimetamin.
2. Skizontisid jaringan sekunder yang membasmi parasit eksoeritrosit, yaitu primakuin.
3. Skizontisid darah yang membasmi parasit fase eritrosit, yaitu kina, klorokuin, dan amodiakuin.
4. Gametosit yang menghancurkan bentuk seksual. Primakuin adalah gametosid yang ampuh bagi keempat spesies. Gametosid untuk P. vivax, P. Malaris, P. ovale adalah kina,klorokuin, dan amodiakuin.
5. Sporontosid mencegah gametosit dalam darah untuk membentuk ookista dan sporozoit dalam nyamuk Anopheles, yaitu primakuin dan proguanil.
Penggunaan obat antimalaria tidak terbatas pada pengobatan kuratif saja tetapi juga termasuk:
1. Pengobatan pencegahan (profilaksis) bertujuan mencegah terjadinya infeksi atau timbulnya gejala klinis. Penyembuhan dapat diperoleh dengan pemberian terapi jenis ini pada infeksi malaria oleh P. falciparum karena parasit ini tidak mempunyai fase eksoeritrosit.
2. Pengobatan kuratif dapat dilakukan dengan obat malaria jenis skizontisid.
3. Pencegahan tranmisi bermanfaat untuk mencegah infeksi pada nyamuk atau mempengaruhi sporogonik nyamuk. Obat antimalaria yang dapat digunakan seperti jenis gametosid dan sporontosid.
Langganan:
Postingan (Atom)